Langsung ke konten utama

Review The Substance (2024)

Pernahkan kalian berkeinginan untuk menjadi orang lain yang kalian anggap lebih rupawan dan berusia jauh lebih muda dari kalian? Pernahkan kalian merasa iri dengan mereka yang terlahir dengan wajah rupawan dan tidak memerlukan effort lebih untuk berdandan? Yup, kurang lebih seperti ini gambaran singkat mengenai konflik awal dalam film The Substance

 
@7th Art, at pinterest

The Substance sendiri merupakan film horror psikologis garapan sutradara asal Perancis, Coralie Fargeat yang dirilis pada tahun 2024. Pemeran dalam film ini juga tidak kalah menarik, mulai dari Demi Moore,  Margaret Qualley, Dennis Quaid, dan masih banyak lagi.

Film ini mengisahkan mengenai Elizabeth (diperankan oleh Demi Moore) seorang olahragawati yang programnya selalu ditayangkan dalam TV merasa dirinya sudah tidak layak lagi untuk bekerja lagi. Pekerjaan ini mengharuskannya tetap cantik, muda, dan bersemangat. Sementara Elizabeth yang sudah mulai menua merasa karirnya sedang dalam ancaman. Hari demi hari ia hidup dengan penuh kegelisahan, tetiba ia menemukan sebuah flashdisk dalam jacketnya, dalam flashdisk tersebut berisi mengenai video promosi tawaran serum untuk menjadi "dirimu yang lebih baik". Awalnya sempat ragu, namun Elizabeth yang terdorong oleh rasa insecure-nya, akhirnya memutuskan untuk mencoba serum tersebut. Setelah menggunakan serum tersebut, Elizabeth mendapati dirinya berubah menjadi sosok muda, cantik, dan penuh energi, yang dinamakannya Sue (diperankan oleh Margaret Qualley). Transformasi ini tidak hanya mengubah penampilannya, tetapi juga membuatnya merasa seolah terlahir kembali dengan kesempatan baru dalam kariernya. Elizabeth mulai menjalani hidup dengan identitas baru, berusaha menikmati semua yang selama ini hanya ia impikan. 

Namun, seiring berjalannya waktu, Elizabeth menyadari ada konsekuensi gelap di balik transformasi ini. Proses pergantian identitas antara dirinya dan Sue menjadi semakin tidak stabil dan menuntut lebih banyak pengorbanan, baik secara fisik maupun emosional. Mereka berdua mulai terjebak dalam siklus yang merusak, di mana rasa iri dan obsesi terhadap kecantikan terus memisahkan mereka dari jati diri mereka yang sebenarnya. Konflik antara Elizabeth dan Sue memuncak, ini merupakan gambaran bagaimana tekanan untuk selalu tampil sempurna dapat menghancurkan kepribadian seseorang dan mengaburkan batas antara diri sejati dan persona yang ingin ditampilkan. The Substance menceritakan mengenai bagaimana insecurity dalam diri kita perlahan bisa menggerogoti rasa percaya diri terhadap kita. 


Review  : 

Dari segi plot cerita yang disuguhkan cukup menarik, namun The Substance bukan selera semua orang karena gore yang dihadirkan terbilang lumayan banyak, jadi mungkin kurang cocok bagi penonton yang sensitif terhadap adegan-adegan berdarah dan visual yang ekstrem.

Cinematography dalam film The Substance memang sangat memikat dan memainkan peran penting dalam menyampaikan emosi. Dengan hanya menggunakan sudut kamera yang tepat, penonton bisa merasakan kegelisahan, ketakutan, atau ketegangan yang dialami karakter tanpa perlu banyak dialog. Penerapan close-up yang inten, berhasil menangkap detail emosi di wajah Elizabeth yang berubah-ubah, memperlihatkan ketakutan dan kesakitannya dengan jelas.

Skor pribadi : 8.5/10



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Olympo (2025): Elite, Estetika, Eksploitasi?

Pernah nggak sih  kamu ngerasa capek banget ngejar sesuatu? Tapi semakin kamu kejar, kamu justru semakin kehilangan diri sendiri? Bayangin kalau yang kamu kejar itu medali, dan yang kamu jual adalah jiwa serta tubuhmu sendiri... Seperti itu kira-kira gambaran umum dari serial televisi Netflix yang berjumlah 8 episode ini. Bercerita mengenai kehidupan para atlet elite, di mana kekuatan, kecepatan, dan penampilan bukan lagi pilihan, melainkan sebuah tuntutan yang harus mereka penuhi. Netflix Media Center (press release “Olympo Arrives on Netflix”) Cerita berpusat di Pirineos Center of High Performance (yang selanjutnya akan disebut sebagai HPC)  akademi olahraga elit di Spanyol yang dikenal sebagai tempat pembinaan paling ambisius di benua Eropa.  Tapi sserial ini bukan membahas mengenai semangat sportivitas klise. Di balik latihan ekstrem, ada misi lain: menjadikan mereka wajah-wajah yang layak dijual. Di balik drama semua itu berdiri,  Olympo , merek raksasa yang leb...

How to Train Your Dragon: Review Live-Action (2025)

Pernahkah kamu merasa terasing karena berbeda? Atau mungkin, merasa tidak cukup kuat untuk memenuhi harapan orang lain?        Film ini mengisahkan Hiccup, seorang pemuda Viking yang cerdas namun sering merasa tertekan oleh ayahnya, Stoick, kepala desa dan pemimpin yang mengharapkan Hiccup menjadi prajurit kuat seperti dirinya. Konflik utama muncul dari perbedaan pandangan antara Hiccup dan ayahnya tentang cara menghadapi para naga yang selama ini dianggap musuh.      Setelah berhasil menembak jatuh seekor naga Night Fury, Hiccup memilih untuk merawatnya dan menjalin ikatan unik dengan naga itu, yang akhirnya ia beri nama Toothless. Hubungan ini menentang keyakinan Stoick dan memicu ketegangan antara ayah dan anak, sekaligus menjadi awal perubahan besar bagi desa mereka.        Versi live-action How to Train Your Dragon (2025) menampilkan sinematografi mereplikasi adegan-adegan ikonik dari versi animasinya di tahun 2010. Sutradara...